Kamis, 17 September 2015
Bisikan Selepas Hujan
Awan kelam berarak berjalan
Semakin bergumpal
Semakin pekat
Perlahan, ditumpahkanlah bebannya tanpa ragu
Tetesan air mulai berjatuhan
membasahi bumi, melegakan dirinya
Tak sengaja awan melihatmu berdiri dibawah rintiknya
Ia melihatmu menangis sesenggukan
Ia tau kamu mencoba melepas beban, sama sepertinya
Ia merasakan betapa besar luka tertoreh yang kau bawa
Awan hitam merasa iba
Lantas ia deraskan hujan untuk menghapus air matamu
Ia panggilkan angin untuk terbangkan kecewamu
Ia alirkan air untuk hanyutkan lukamu
Ia datangkan guruh untuk samarkan jerit bibir atas amarahmu
Namun, kamu masih tak bergeming
hanya terdiam berdiri
Tak peduli awan yang mencoba sembuhkan hatimu
Tak peduli tubuhmu bergetar merindukan kehangatan
Lalu awan mencari matahari untuk menghangatkanmu
Ia kecilkan tetes hujan hingga rintiknya berkilau karena mentari
Ia sematkan pelangi yang melingkar indah di sudut cakrawala
Tersenyum tanpa beban
Melangkah bersama tujuan
Itulah yang terjadi setelah kau saksikan indahnya sapuan warna pelangi di angkasa
Setelah hatimu mencair awan pun berbisik,
"Jangan pernah bersedih di bawah hujan
Menangislah saat kamu ingin menangis, sepertiku
Tapi tersenyumlah setelahnya, bangkitlah secepatnya
Tak perlu malu dan sembunyi dibawah tangisku
Ingat! Tidak selamanya hujan sendirian
Ia punya mentari sebagai sahabat
Jadilah seperti mereka.
Kala luka hatimu datang,
Menangislah seperti hujan jika ingin
Tapi kuatlah seperti mentari
sepanas apa pun masalah, tetaplah bersinar
Rasakanlah.. hidupmu akan lebih indah seperti pelangi.."
Awan pun pergi meninggalkanmu
Hujan reda
Kamh masih tersenyum seolah paham akan bisiknya seraya bergumam,
"Ya. Aku baik-baik saja sekarang"
Rose
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar