Aishiteru Hika...
By : Melin
Selamat
membaca teman2.. Semoga terhibur :)
Udara dingin di sekitar tepian muara sungai terasa
begitu menyejukkan pikiran ini hingga aku terpaut kembali pada masa lalu yang sangat-sangat
menyimpan berjuta makna bersamamu. Taman rumput di atas sungai inilah tempat
pertama yang kita datangi dulu, Hika..
Kupikir dulu kamu adalah anak laki-laki yang sangat usil dengan segala cara
licikmu mencari target untuk kau jadikan bahan tertawaan banyak orang di
sekolah. Kukira kamu adalah siswa termalas dan pembangkang pada setiap guru
yang mengajarmu. Ternyata di balik semua itu kamu mempunyai sisi baik yang
sangat sempurna. Apa yang membuatmu mempunyai dua sisi berbeda yang kau perbuat
sekaligus? Apakah kamu berkepribadian ganda?
Hingga suatu
hari aku tau, kamu adalah hero bagiku. Ya. Kau yang dulu membawaku lari dari kejaran para laki-laki jalanan yang
mencoba menggangguku. Kau hajar dia dengan sekuat tenagamu dan terpaksa harus
melarikan diri karena kau kehabisan tenaga oleh lima laki-laki yang menghajarmu
hingga wajahmu babak belur dan hidung berdarah karena melindungiku. Mulai saat itulah kita memulai kisah baru,
aku dan kamu adalah dua pribadi yang sangat
berbeda. Tapi dengan kekuatan cinta semuanya akan terlihat sama, karena
kita saling melengkapi.
Hari setelah
kamu menolongku, berubah menjadi lebih berwana. Perlahan kamu mulai
menetralisir kejahilanmu kepada teman-teman, dan mulai berteman denganku, teman
barumu. Kau isi harimu lebih lama bersamaku. Hingga suatu hari kau memberanikan
diri untuk menyataan perasaanmu padaku. Sungai tenang dengan taman rumput yang
di kelilingi pohon rindang, adalah tempat yang pertama kali kita kunjungi.
Dengan pedenya kamu mengatakan ‘’Aishiteru,Ayane” dan menayakan hal yang konyol
untuk aku jawab “Suatu saat menikahlah denganku. Jadilah yang pertama dan
terakhir, Ayane-chan’’
Aku tau kamu adalah siswa terkenal di kalangan para
siswi. Dan kamu tau aku adalah korban utama para fansmu yang telah mengetahui
bahwa kau menyukaiku. Berbagai macam cacian dan tingkah usil mereka sudah
sering menghampiriku di sekolah. Saat kamu sedang tidak di sampingku pun mereka
menggangguku lebih sadis. Mereka mengurungku di toilet berjam-jam hingga
akhirnya kau mememukanku menjelang malam hari. Masalah - masalah yang
menimpa tak cukup sampai di situ, Salah
seorang senior yang menyukaimu juga menyakitiku habis-habisan. Bagaimana bisa
dia menyuruhku dengan mudahnya untuk menjauhimu dengan ancaman aku akan selalu
mereka ganggu jika tidak menuruti kata-kanya. Sejak saat itulah aku mulai
mengubah haluanku untuk menjauhimu. Maaf, Hika. Aku melakukan ini semua. Aku
tidak mau lagi menggubrismu tiap kali kau bertanya. Itu semua bukan karena aku
membencimu. Itu demi para fansmu. Akan
lebih baik jika aku yang tersakiti
daripada banyak orang yang tersakiti oleh satu orang yang kamu sukai
kan?Makannya aku menjauhimu untuk mereka. Kumohon kamu akan mengerti dengan
keadaan ini.
Kamu tetaplah Hika. Kamu tidak pernah mengabaikan apa
yang aku lakukan. Bahkan kamu menghentikanku untuk menjauhimu. Karena
kekhawatiranmu yang berlebihan padaku, kamu bahkan bagai bodyguard yang selalu
mengikutiku kemana pun aku pergi.
Saat cinta dipisahkan oleh alasan yang orang lain
buat, apa yang harus kita lakukan? Hika, ketahuilah hati ini tidak akan
berpaling hanya gara-gara pengaruh mereka. Tapi ini lain. Ayahku tak merestui hubungan kita tanpa alasan yang
logis untuk aku pahami. Hati manusia tak mudah untuk dipaksakan.Aku memohon
pada ayah agar berubah pikiran dan mau merestui kita. Aku tak menyerah begitu
saja, Hika. Karena Aku masih ingin
bersamamu. Tapi Ayah tetap bersikeras pada pendiriannya. Bahkan dia menyuruh
kamu untuk pergi jauh-jauh dariku. Sungguh sangat menyakitkan. Kita pun menjalin hubungan di luar
sepengetahuan Ayahku.
Tibalah hari dimana aku mengetahui kamu yang
sebenarnya. Kenapa kamu menyembunyikan penyakitmu padaku, Hika? Apa aku memang tidak berhak tau? Apa
alasannya menyembunyikan kanker otak
yang kamu derita selama dua tahun itu padaku? Jadi alasan setiap kali kamu absen ke sekolah selama ini karena kamu harus kemoterapi. Dasar jahat!
Kamu tega membohongiku dengan selalu bilang
kamu baik-baik saja setiap kali aku berniat pergi ke rumahmu setiap kamu
absen ke sekolah. Apa itu tidak
keterlaluan? Bahkan di saat kankermu sudah berada di stadium akhir pun kamu masih berusaha menutupinya. Hika.. Itu sama saja
kamu membunuhku hidup-hidup. Bagaimana mungkin aku bisa menerima semua ini jika
kemungkinan terburuk yang aku takutkan
akan terjadi padamu? Hika.. Kumohon tetaplah bertahan dan jangan tinggalkan
aku. Tinggalah bersamaku untuk hari ini, besok, dan selamanya yang kamu mau.
Bertahanlah, agar aku dapat merawatmu dan menjagamu lebih lama.
Hal buruk yang aku takutkan telah berlalu. Hika.. ini
sangat melegakan bagiku. Begitu pula denganmu. Mulai saat itu, kita tak pernah
menyia-nyiakan waktu. Berbagai tempat telah kita datangi untuk kamu habiskan waktunya
bersamaku. Tertawa, tersenyum, bersenda gurau dan hal-hal menyenangkan lainnya
telah kita lalui. Hingga suatu hari kamu mengajakku ke taman rumput di muara
sungai tempat pertama yang kita datangi
dulu. Kita menikmati sejuknya angin yang berhembus perlahan dan menyejukkan
bersama. Sungai yang mengalir tenang membuat kita damai. Bunga-bunga bermekaran dengan kupu-kupu di sekelilingnya
menambah indah suasana. Saat itulah kamu menceritakan hal-hal yang selama ini
kau sembuyikan padaku.
Alasan dulu kamu sangat jahil dan pembangkang di
sekolah adalah untuk menutupi penyakitmu. Kenapa kamu beranggapan aneh? Apakah
kamu tidak peduli pada kesehatanmu? Kamu berikan alasan padaku bahwa kamu tidak
mau terlihat lemah di depan semua orang, makannya kamu sering bertindak ekstrim
untuk menunjukkan kekuatanmu. Setiap kamu absen ke sekolah kamu akan bilang
bahwa kamu bangun kesiangan, kamu tidak enak badan dan alasan yang kamu buat
logis untuk bisa pergi ke rumah sakit. Itu semua kamu lakukan sepengetahuan
ibumu karena kamu memintanya untuk merahasiakan penyakitmu ke pihak sekolah. Hal
serupa juga kamu lontarkan padaku dengan dalih kau tidak mau aku khawatir,
sedih dan meninggalkanmu karena penyakitmu. Hika... Aku takkan meninggalkanmu
hanya karena kamu sakit, Kumohon tetaplah bersamaku.
Kamu ceritakan mengapa kamu menyukaiku. Ternyata aku
adalah orang yang kamu sukai jauh
sebelum kamu masuk ke Teitan High Shool. Kamu mengejarku dan berusaha keras
untuk bisa masuk dan satu sekolah denganku. Tapi kamu menyerah saat kamu selalu melihatku bersama seorang senior. Saat itu kamu bilang kamu
benar-benar hancur kan? Menggelikan rasanya bila aku melihat seseorang sedang
menangisiku karena aku telah bersama orang lain. Tapi itulah yang kamu lakukan.
Titik terang muncul saat kamu melihat aku memanggil seniorku ”kakak” dan kamu
melihat dengan mata kepalamu sendiri dia menggandeng seorang siswi cantik
berkacamata di sebelahnya. Harapanmu muncul kembali dan akhirnya kamu bisa
mendapatkanku dan menyatakan perasaanmu.
Aku takkan menyia-nyiakan orang
yang mencintaiku,Hika..
Matahari kian meninggalkan titik horizontal
penyinarannya ke bumi dan mulai condong ke arah barat. Aku mengajakmu pulang,
tapi kamu enggan untuk pergi dari taman rumput tempatmu berbaring rileks
sembari memandang langit. “Ayane-chan..”kau memanggilku. “M-hm”jawabku sambil
menengok heran. “Kamu bilang kamu sangat menyukai langit,kan? Lihatlah lagit
hari ini benar-benar indah”katamu sambil menunjuk langit dengan awan berbentuk
mirip simbol Love. ‘’waa.. Kawaii...”ucapku kagum dengan langit yang baru kamu
tunjukkan. “Ayane-chan... Jika seseorang pergi dari dunia ini, kemanakah dia
akan tinggal?”tanyamu. “Kenapa kamu tiba-tiba menayakan hal yang
aneh,Hika..”ucapku. “Seandainya kita pergi jauh, aku ingin pergi ke langit,
karena langit akan selalu terlihat oleh orang lain dan dari langit kita bisa
melihat apa yang terjadi di bumi. Sungguh damai masih bisa melihat orang yang kita sayangi”katamu
sambil tersenyum melihatku.
Hari ini kamu sangat membuatku khawatir. Penyakitmu
kembali menyerangmu. Sekarang kamu dalam kondisi tak sadarkan diri. Hika..
bertahanlah.. hiduplah bahagia dan lebih lama lagi denganku. Kondisi semakin buruk dan kamu
masih bisa memngil namaku dengan samar-samar. Dokter yang menanganimu
menyuruhku untuk berada di sampingmu. Hika.. Saat itu adalah saat tersulit
bagiku. Hati ini penuh sesak dengan ketakutanku terhadapmu.Aku takut kamu
meninggalkanku. Kamu tiba-tiba membuka mata peerlahan melihatku begitu intens
disaat Dokter dan tim medis berhenti
menanganimu. Tuhan.. Kumohon ini belum berakhir..
Kamu
seolah-olah berteriak memanggilku untuk melihatku lebih dekat. Aku tak kuasa
menahan air mataku yang kini mengalir dengan deras. Bahkan beberapa butir
bening itu membasahi tanganmu yang mecoba meraih wajahku. “Hika..
Ashiteru..”ucapku dengan tulus dengan airmata yang kini semakin deras saat
tanganmu benar-menar menggapai wajahku. Kata-kataku masih kamu dengar. Kau juga
meneteskan air mata dan mencoba tersenyum padaku. Kurasakan hembus terahkirmu
di depan mataku sendiri. Hika.. apa kau bercanda? Kau tidak akan meninggalkanku
kan? “HIKAAAAAAAA!!!!”teriakan itu
adalah hal terakhir yang aku ingat. Setelah itu aku merasakan perasaan ini
sangat sakit bagai tercabik pisau tajam, sesak dan membuatku semakin lemah.
Orang-orang di sekitarku terlihat samar hitam dan akhirnya gelap gulita. Hika..
apakah ini yang namanya mati? Tapi kenapa aku masih mendengar suara orang-arang
yang menagis memanggilmu. Kenapa aku tak dapat membuka mataku. “Hika.. di mana
kamu berada.. Kumohon perlihatkan dirimu.. Aku ingin bersamamu, Hika..”ucapku
dalam hati. Tiba-tiba aku melihat cahaya menyilaukan mendekat padaku.
“Hika..?Kau datang...”kataku dengan tenang. Kau tersenyum. Aku berusaha
mengejarmu tapi akhirnya kau kembali menghilang. “HIKA...”ucapku pelan.
Perlahan aku membuka mata. Ibu dan ayah ada di sampingku seraya memelukku. Aku
terbangun dari pingsanku.
Hika.. Aku
percaya kamu masih bisa melihatku. Karena kamu bilang kamu akan tinggal di
langit agar bisa selalu melihatku. Apa aku harus mengartikan langit sebagai
keadaanmu saat ini? Langit sangat cerah hari ini. Itu artinya kamu sedang
tersenyum melihatku. Hika.. aku telah menjadi yang kamu inginkan. Aku melepasmu
dengan tulus. Tapi tidak untuk hati ini, sama sepertimu. Kamu akan selalu hidup
dan bersamaku sepanjang waktu bersama langit yang selalu menyertai bumi..
Hika... Aku baik-baik saja dengan hidupku saat ini.. Tersenyumlah dan sampaikan
kepada langit cerah untuk memperlihatkan kamu pun baik-baik saja. Hika.. Aku
selalu bersamamu sampai kapanpun meski terhalang jarak, ruang dan waktu. “Hika..
Aishiteru”
Inspirasi dari KOIZORA