Coretan pena ini dipersembahkan untuk semua pecinta sastra dan seseorang yang memberikan inspirasi di setiap karyaku yang masih sangat jauh dari kata sempurna ♡ - Selamat membaca :)

Sabtu, 09 Mei 2015

Aishiteru Hika..


Aishiteru Hika...

By : Melin
Selamat membaca teman2.. Semoga terhibur :)

Udara dingin di sekitar tepian muara sungai terasa begitu menyejukkan pikiran ini hingga aku terpaut kembali pada masa lalu yang sangat-sangat menyimpan berjuta makna bersamamu. Taman rumput di atas sungai inilah tempat pertama yang kita datangi dulu, Hika.. 

Kupikir dulu kamu adalah anak  laki-laki yang sangat usil dengan segala cara licikmu mencari target untuk kau jadikan bahan tertawaan banyak orang di sekolah. Kukira kamu adalah siswa termalas dan pembangkang pada setiap guru yang mengajarmu. Ternyata di balik semua itu kamu mempunyai sisi baik yang sangat sempurna. Apa yang membuatmu mempunyai dua sisi berbeda yang kau perbuat sekaligus? Apakah kamu berkepribadian ganda?
 Hingga suatu hari aku tau, kamu adalah hero bagiku. Ya. Kau yang dulu membawaku lari  dari kejaran para laki-laki jalanan yang mencoba menggangguku. Kau hajar dia dengan sekuat tenagamu dan terpaksa harus melarikan diri karena kau kehabisan tenaga oleh lima laki-laki yang menghajarmu hingga wajahmu babak belur dan hidung berdarah karena melindungiku.  Mulai saat itulah kita memulai kisah baru, aku dan kamu adalah dua pribadi yang sangat  berbeda. Tapi dengan kekuatan cinta semuanya akan terlihat sama, karena kita saling melengkapi. 

Hari setelah  kamu menolongku, berubah menjadi lebih berwana. Perlahan kamu mulai menetralisir kejahilanmu kepada teman-teman, dan mulai berteman denganku, teman barumu. Kau isi harimu lebih lama bersamaku. Hingga suatu hari kau memberanikan diri untuk menyataan perasaanmu padaku. Sungai tenang dengan taman rumput yang di kelilingi pohon rindang, adalah tempat yang pertama kali kita kunjungi. Dengan pedenya kamu mengatakan ‘’Aishiteru,Ayane” dan menayakan hal yang konyol untuk aku jawab “Suatu saat menikahlah denganku. Jadilah yang pertama dan terakhir, Ayane-chan’’ 

Aku tau kamu adalah siswa terkenal di kalangan para siswi. Dan kamu tau aku adalah korban utama para fansmu yang telah mengetahui bahwa kau menyukaiku. Berbagai macam cacian dan tingkah usil mereka sudah sering menghampiriku di sekolah. Saat kamu sedang tidak di sampingku pun mereka menggangguku lebih sadis. Mereka mengurungku di toilet berjam-jam hingga akhirnya kau mememukanku menjelang malam hari. Masalah - masalah yang menimpa  tak cukup sampai di situ, Salah seorang senior yang menyukaimu juga menyakitiku habis-habisan. Bagaimana bisa dia menyuruhku dengan mudahnya untuk menjauhimu dengan ancaman aku akan selalu mereka ganggu jika tidak menuruti kata-kanya. Sejak saat itulah aku mulai mengubah haluanku untuk menjauhimu. Maaf, Hika. Aku melakukan ini semua. Aku tidak mau lagi menggubrismu tiap kali kau bertanya. Itu semua bukan karena aku membencimu. Itu demi  para fansmu. Akan lebih baik jika aku yang  tersakiti daripada banyak orang yang tersakiti oleh satu orang yang kamu sukai kan?Makannya aku menjauhimu untuk mereka. Kumohon kamu akan mengerti dengan keadaan ini.

Kamu tetaplah Hika. Kamu tidak pernah mengabaikan apa yang aku lakukan. Bahkan kamu menghentikanku untuk menjauhimu. Karena kekhawatiranmu yang berlebihan padaku, kamu bahkan bagai bodyguard yang selalu mengikutiku kemana pun aku pergi. 

Saat cinta dipisahkan oleh alasan yang orang lain buat, apa yang harus kita lakukan? Hika, ketahuilah hati ini tidak akan berpaling hanya gara-gara pengaruh mereka. Tapi ini lain. Ayahku  tak merestui hubungan kita tanpa alasan yang logis untuk aku pahami. Hati manusia tak mudah untuk dipaksakan.Aku memohon pada ayah agar berubah pikiran dan mau merestui kita. Aku tak menyerah begitu saja, Hika.  Karena Aku masih ingin bersamamu. Tapi Ayah tetap bersikeras pada pendiriannya. Bahkan dia menyuruh kamu untuk pergi jauh-jauh dariku. Sungguh sangat menyakitkan.  Kita pun menjalin hubungan di luar sepengetahuan Ayahku.

Tibalah hari dimana aku mengetahui kamu yang sebenarnya. Kenapa kamu menyembunyikan penyakitmu padaku, Hika?  Apa aku memang tidak berhak tau? Apa alasannya menyembunyikan kanker otak  yang kamu derita selama dua tahun itu padaku?  Jadi alasan setiap kali  kamu absen ke sekolah selama ini  karena kamu harus kemoterapi. Dasar jahat! Kamu tega membohongiku dengan selalu bilang  kamu baik-baik saja setiap kali aku berniat pergi ke rumahmu setiap kamu absen ke sekolah.  Apa itu tidak keterlaluan? Bahkan di saat kankermu sudah berada di stadium akhir  pun kamu masih  berusaha menutupinya. Hika.. Itu sama saja kamu membunuhku hidup-hidup. Bagaimana mungkin aku bisa menerima semua ini jika kemungkinan terburuk  yang aku takutkan akan terjadi padamu? Hika.. Kumohon tetaplah bertahan dan jangan tinggalkan aku. Tinggalah bersamaku untuk hari ini, besok, dan selamanya yang kamu mau. Bertahanlah, agar aku dapat merawatmu dan menjagamu lebih lama.

Hal buruk yang aku takutkan telah berlalu. Hika.. ini sangat melegakan bagiku. Begitu pula denganmu. Mulai saat itu, kita tak pernah menyia-nyiakan waktu. Berbagai tempat telah kita  datangi untuk kamu habiskan waktunya bersamaku. Tertawa, tersenyum, bersenda gurau dan hal-hal menyenangkan lainnya telah kita lalui. Hingga suatu hari kamu mengajakku ke taman rumput di muara sungai tempat  pertama yang kita datangi dulu. Kita menikmati sejuknya angin yang berhembus perlahan dan menyejukkan bersama. Sungai yang mengalir tenang membuat kita damai. Bunga-bunga  bermekaran dengan kupu-kupu di sekelilingnya menambah indah suasana. Saat itulah kamu menceritakan hal-hal yang selama ini kau sembuyikan padaku.

Alasan dulu kamu sangat jahil dan pembangkang di sekolah adalah untuk menutupi penyakitmu. Kenapa kamu beranggapan aneh? Apakah kamu tidak peduli pada kesehatanmu? Kamu berikan alasan padaku bahwa kamu tidak mau terlihat lemah di depan semua orang, makannya kamu sering bertindak ekstrim untuk menunjukkan kekuatanmu. Setiap kamu absen ke sekolah kamu akan bilang bahwa kamu bangun kesiangan, kamu tidak enak badan dan alasan yang kamu buat logis untuk bisa pergi ke rumah sakit. Itu semua kamu lakukan sepengetahuan ibumu karena kamu memintanya untuk merahasiakan penyakitmu ke pihak sekolah. Hal serupa juga kamu lontarkan padaku dengan dalih kau tidak mau aku khawatir, sedih dan meninggalkanmu karena penyakitmu. Hika... Aku takkan meninggalkanmu hanya karena kamu sakit, Kumohon tetaplah bersamaku.

Kamu ceritakan mengapa kamu menyukaiku. Ternyata aku adalah orang yang kamu sukai  jauh sebelum kamu masuk ke Teitan High Shool. Kamu mengejarku dan berusaha keras untuk bisa masuk dan satu sekolah denganku. Tapi kamu menyerah saat  kamu selalu melihatku  bersama seorang senior. Saat itu kamu bilang kamu benar-benar hancur kan? Menggelikan rasanya bila aku melihat seseorang sedang menangisiku karena aku telah bersama orang lain. Tapi itulah yang kamu lakukan. Titik terang muncul saat kamu melihat aku memanggil seniorku ”kakak” dan kamu melihat dengan mata kepalamu sendiri dia menggandeng seorang siswi cantik berkacamata di sebelahnya. Harapanmu muncul kembali dan akhirnya kamu bisa mendapatkanku dan menyatakan perasaanmu.  Aku takkan menyia-nyiakan orang  yang mencintaiku,Hika..
Matahari kian meninggalkan titik horizontal penyinarannya ke bumi dan mulai condong ke arah barat. Aku mengajakmu pulang, tapi kamu enggan untuk pergi dari taman rumput tempatmu berbaring rileks sembari memandang langit. “Ayane-chan..”kau memanggilku. “M-hm”jawabku sambil menengok heran. “Kamu bilang kamu sangat menyukai langit,kan? Lihatlah lagit hari ini benar-benar indah”katamu sambil menunjuk langit dengan awan berbentuk mirip simbol Love. ‘’waa.. Kawaii...”ucapku kagum dengan langit yang baru kamu tunjukkan. “Ayane-chan... Jika seseorang pergi dari dunia ini, kemanakah dia akan tinggal?”tanyamu. “Kenapa kamu tiba-tiba menayakan hal yang aneh,Hika..”ucapku. “Seandainya kita pergi jauh, aku ingin pergi ke langit, karena langit akan selalu terlihat oleh orang lain dan dari langit kita bisa melihat apa yang terjadi di bumi. Sungguh damai masih  bisa melihat orang yang kita sayangi”katamu sambil tersenyum melihatku. 

Hari ini kamu sangat membuatku khawatir. Penyakitmu kembali menyerangmu. Sekarang kamu dalam kondisi tak sadarkan diri. Hika.. bertahanlah.. hiduplah bahagia dan lebih lama lagi  denganku. Kondisi semakin buruk dan kamu masih bisa memngil namaku dengan samar-samar. Dokter yang menanganimu menyuruhku untuk berada di sampingmu. Hika.. Saat itu adalah saat tersulit bagiku. Hati ini penuh sesak dengan ketakutanku terhadapmu.Aku takut kamu meninggalkanku. Kamu tiba-tiba membuka mata peerlahan melihatku begitu intens disaat Dokter dan tim medis  berhenti menanganimu. Tuhan.. Kumohon ini belum berakhir..

 Kamu seolah-olah berteriak memanggilku untuk melihatku lebih dekat. Aku tak kuasa menahan air mataku yang kini mengalir dengan deras. Bahkan beberapa butir bening itu membasahi tanganmu yang mecoba meraih wajahku. “Hika.. Ashiteru..”ucapku dengan tulus dengan airmata yang kini semakin deras saat tanganmu benar-menar menggapai wajahku. Kata-kataku masih kamu dengar. Kau juga meneteskan air mata dan mencoba tersenyum padaku. Kurasakan hembus terahkirmu di depan mataku sendiri. Hika.. apa kau bercanda? Kau tidak akan meninggalkanku kan?     “HIKAAAAAAAA!!!!”teriakan itu adalah hal terakhir yang aku ingat. Setelah itu aku merasakan perasaan ini sangat sakit bagai tercabik pisau tajam, sesak dan membuatku semakin lemah. Orang-orang di sekitarku terlihat samar hitam dan akhirnya gelap gulita. Hika.. apakah ini yang namanya mati? Tapi kenapa aku masih mendengar suara orang-arang yang menagis memanggilmu. Kenapa aku tak dapat membuka mataku. “Hika.. di mana kamu berada.. Kumohon perlihatkan dirimu.. Aku ingin bersamamu, Hika..”ucapku dalam hati. Tiba-tiba aku melihat cahaya menyilaukan mendekat padaku. “Hika..?Kau datang...”kataku dengan tenang. Kau tersenyum. Aku berusaha mengejarmu tapi akhirnya kau kembali menghilang. “HIKA...”ucapku pelan. Perlahan aku membuka mata. Ibu dan ayah ada di sampingku seraya memelukku. Aku terbangun dari pingsanku.

Hika..  Aku percaya kamu masih bisa melihatku. Karena kamu bilang kamu akan tinggal di langit agar bisa selalu melihatku. Apa aku harus mengartikan langit sebagai keadaanmu saat ini? Langit sangat cerah hari ini. Itu artinya kamu sedang tersenyum melihatku. Hika.. aku telah menjadi yang kamu inginkan. Aku melepasmu dengan tulus. Tapi tidak untuk hati ini, sama sepertimu. Kamu akan selalu hidup dan bersamaku sepanjang waktu bersama langit yang selalu menyertai bumi.. Hika... Aku baik-baik saja dengan hidupku saat ini.. Tersenyumlah dan sampaikan kepada langit cerah untuk memperlihatkan kamu pun baik-baik saja. Hika.. Aku selalu bersamamu sampai kapanpun meski terhalang jarak, ruang dan waktu. “Hika.. Aishiteru”

Inspirasi dari KOIZORA